Bayangkan anda menonton film menarik dengan para actor dan aktris yang mampu memainkan peran yang bagus. Ada peran orang jahat, pahlawan, pendosa, kekasih, korban, penganiaya, penyelamat, dan banyak karakter lain. Anda sangat beruntung diundang ke pesta setelah pemutaran film dan bertemu banyak actor. Anda sedang menikmati pesta ketika tiba-tiba anda mulai sadar bahwa para actor masih memainkan karakter seperti di film. Mereka sepertinya terkena amnesia kolektif dan lupa bahwa mereka adalah actor yang memainkan berbagai peran yang mereka pilih. Mereka membayangkan telah menjadi peran itu. Apa yang akan anda lakukan? Akankah anda menyalahkan para actor, sutradara, penulis naskah, atau kru proyektor? Bagaimana anda dapat membangunkan mereka dari kesadaran mereka yang tertidur dan mengingatkan tentang siapa mereka sebenarnya?
Bagaimana anda dapat membuat mereka teringat bahwa mereka adalah orang-orang berbakat dan memiliki banyak peran yang lebih besar dari pada peran yang pernah mereka mainkan?Dalam kehidupan, kita melupakan siapa kita sebenarnya dan mengambil banyak peran. Kita percaya bahwa peran-peran yang kita mainkan mencerminkan siapa diri kita sebenarnya. Sepanjang sejarah, mistik mengingatkan kita bahwa siapa diri kita adalah lebih besar daripada satu tubuh saja di sepanjang hidup. Kita adalah jiwa abadi yang memiliki berbagai pengalaman manusia. Bayangkan kita menjadi trpisah (dengan raga), terpisah dari sang Pencipta, dan jiwa-jiwa lain. Kita membayangkan diri sebagai orang kecil dan tak berdaya ketika seluruh kekuatan penciptaan masih tertidur di dalam diri kita. Imajinasi itu masih tampak nyata bagi kita. Kita mencoba dan mengubah dunia imajinasi kita dari pada membangunkan kebenaran tentang siapa diri kita ini. Kekuatan kita yang tak terbatas bukan berada pada peran-peran yang dimainkan, tapi di dalam jati diri kita sebenarnya. Kita bukan penghuni dunia ini. Ini bukan rumah kita. Dunia ini adalah “satu fantasi agung, bukan untuk dinilai, tetapi untuk dinikmati, diisin dengan berbagai peran yang hakiki sebagai individu yang unik,”
.::Related Posts:
0 comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar sebagai umpan balik dari artikel ini. Tidak diperkenankan untuk komentar yang berunsur spamming, porno, dll.