A. Gedung Sekolah Dasar di jepang (Toyosato Elementary School)
1. Toyosato Elementary School tahun 1937-2007
2. Toyosato Elementary School tahun 2009 setelah direnovasi. Terlihat lebih elegan
3. Pintu masuk. Anda harus melepas sepatu dan diganti dengan kaos kaki.
4.Salah satu ruang kelas
5. Ruang Perpustakaan
Guru-guru di Jepang adalah lulusan Perguruan Tinggi, berlatar belakang pendidikan, sosial, bidang sains, IT, engineering, dll yang telah menamatkan pendidikan S1. Bagi calon guru yang bukan berlatar belakang fakultas pendidikan, perlu mengambil beberapa mata kuliah yang terkait dengan pendidikan, misalnya Konstitusi Pendidikan Jepang, Psikologi Mengajar, Teknik Mengajar, dll, supaya dapat memperoleh lisensi guru.
Dengan meningkatnya kasus bullying (ijime) , bunuh diri dan DO di sekolah-2, kepercayaan kepada guru merosot tajam. Kementrian pendidikan (MEXT) bahkan mengadakan survey dan evaluasi terhadap guru-guru yang tidak punya kapabilitas memadai sebagai pengajar dan pendidik. Sebagian besar guru non professional tersebut adalah guru-guru senior, sekitar 40-50 tahun ke atas. Masyarakat Jepang sangat kental dengan pengkategorian senior yunior-nya, termasuk juga di kalangan para guru. Guru-guru yunior adalah yang berumur 20-30 tahun-an.
Karena tingginya angka ketidakprofesionalan di kalangan guru senior, maka dirancanglah sebuah kebijakan yang bermaksud memperbaiki ketidakmampuan tersebut. Kebijakan yang dikenal sebagai `shinmenkyou seido` (new license system) mewajibkan guru untuk mengikuti sejumlah training yang diadakan dan dibiayai oleh MEXT atau The Board of Education di tingkat daerah setiap 10 tahun sekali. Kebijakan ini tentu saja menuai protes keras dari kalangan guru. Pertama karena selama ini mereka toh sudah mengikuti banyak training, kedua mereka harus meninggalkan sekolah untuk pergi ke universitas terkait dan belajar di sana, ketiga, MEXT terlalu dini menyalahkan guru atas kasus kriminal di sekolah, dan lupa meminta pertanggungjwaban orang tua dan keluarga dalam masalah pendidikan.
Salah satu kebijakan lain yang berkaitan dengan profesionalisme guru adalah keinginan pemerintah Jepang untuk membuat semakin bnayak guru memiliki Master Degree. Saat ini terdapat 1.4% guru SD bergelar Master, 2.7% guru SMP , dan 10.6% guru SMA memiliki gelar Master.
Program-program baru dibuka di Universitas untuk memfasilitasi rencana ini, dengan membuka kelas malam yang memungkinkan para guru untuk tetap aktif mengajar di sekolah masing-masing dan juga berkesempatan untuk mengikuti perkuliahan di universitas. Beberapa guru dikirim atas biaya pemerintah daerah, namun sebagian besar guru belajar atas inisisatif pribadi.
Menurut saya kebijakan shinmenkyou tidak perlu ada jika training guru berjalan dengan prosedur yang benar dan pengontrolan kinerja guru juga berjalan baik. Sebagaimana profesional lainnya seperti dokter, hakim, konsultan, pegawai kantor tidak pernah diminta lisensi baru, maka guru pun selayaknya tidak dimintai lisensi yang baru. Lisensi hanya diperlukan untuk barang/produk, sedangkan profesi atau guru tidak manusiawi jika dia harus dilisensi ulang/ditera ulang.
Pengalaman guru mengajar dan bergaul dengan anak sepanjang masa kerjanya sudah merupakan modal berharga untuk mengasah kemampuan mendidiknya. Guru yang berpengalaman bahkan lebih pandai menarik hati anak daripada guru muda. Namun kehidupan sosial masyarakat yang berubah drastis secara cepatlah yang membuat kehidupan anak sekarang berbeda dengan anak-anak di masa dulu. Apa yang diajarkan guru di sekolah belum tentu anak sesuai dnegan apa yang dilihatnya di rumahnya atau di lingkungannya.
Profesionalisme guru menurut saya ada dua, profesional dalam pelajaran yang diajarkannya dan profesional dalam kemampuannya mengasuh, mendidik anak di sekolah, yang meliputi pengembangan badan, otak dan hatinya. Profesionalisme teknik pengajaran, ilmu-ilmu baru yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkannya perlu diperdalam di fakultas tertentu yang sesuai. Sedangkan profesonalisme sebagai pembina, pengasuh, pendidik akan lebih bermakna jika mereka diajarkan psikologi anak, yang selama ini hanya menjadi mata pelajaran wajib bagi mahasiswa jurusan psikologi yang kemungkinan besar lusannya tidak akan menjadi guru tetapi kebanyakan akan mencari pekerjaan yang lain.
Tapi apa mau dikata, guru yang dulu sangat dihormati dalam strata masyarakat Jepang, kini sudah setara dengan barang yang harus ditera ulang. Ditambah lagi dengan potongan gaji guru dan sistem teacher appraisal yang kemungkinan akan mengurangi pendapatan seorang guru. Akibatnya makin sedikit orang muda yang ingin menjadi guru di Jepang saat ini.
C. Gaji Guru di Jepang
Seberapa sejahterahkah guru-guru di Jepang ? Sebagai parameter mudah untuk mengukurnya : hampir semua guru di Jepang memiliki mobil. Tapi ini jawaban yang tidak akademis karena tidak ada datanya (^_~)
Tapi boleh dikatakan profesi guru di Jepang adalah profesi yang bergengsi. Penghormatan kepada guru pun cukup tinggi. Setiap saya berkenalan dengan orang Jepang, dan menyebut pekerjaan saya di Indonesia sebagai guru SMA, mereka selalu terkagum-kagum sambil mengatakan : hebat…hebat….!! Padahal kalau di Indonesia tidak akan ada yang memuji.
Ok, mari kita telaah sistem penggajian guru di Jepang.
Sebagai gambaran berapa besar gaji yang diterima oleh guru di Jepang, saya mengutip data dari link salary sedunia
Data ini dikutip dari buku Education at a Glance-nya OECD (Japan).
Data tersebut adalah gaji guru SD dan SMP, sedangkan gaji guru SMA sedikit lebih tinggi. Grade menggambarkan periode kerja. Seorang guru muda akan memperoleh 156,500 yen per bulan, dengan kurs hari ini (setara dengan 156,500xRp75.295=Rp 11,783,667). Apakah ini besar atau tidak, silahkan membandingkan dengan tulisannya Pak Anto tentang gaji beberapa profesi di Jepang
Atau bisa juga dibandingkan dengan beasiswa dari Monbukagakusho (kementerian pendidikan Jepang) untuk mahasiswa asing sebesar 172,000 yen per bulan, yang dengan uang sebesar itu sebagian mahasiswa dapat menabung dan membeli rumah di Indonesia (bagi yang bisa (^_^))
Rata-rata guru di Jepang mulai bekerja pada usia 22-23 tahun, setamat Universitas. Hasil survey MEXT (Kementerian Pendidikan Jepang) menunjukkan bahwa rata-rata guru di Jepang berumur 42 tahun, dengan kata lain mereka telah bekerja selama 20 tahun. Selama 20 tahun bekerja seorang guru sekolah publik akan memperoleh gaji sebesar 362,900 yen atau setara dengan Rp 27,324,555 per bulan.
Selain medapatkan gaji bulanan, para guru juga memperoleh extra salary (adjusment allowance) sebesar 4% gaji bulanan, dan juga akan mendapatkan bonus 2 kali dalam setahun yaitu bulan Juni dan Desember sebesar 4.65% gaji bulanan. Sehingga guru yang bekerja selama 20 tahun akan menerima total penghasilan per bulan sebesar 362,900 plus (362,900×4%) = 377,416 yen. Dan akan menerima gaji per tahun sebesar 362,900×12 plus (362,900×4%x12) plus (363,900×4.65%x2)= 4,562,741.7 yen. Kalau dibuat ke rupiah, ya silahkan hitung sendiri.
Gaji guru di sekolah negeri dibayar oleh pemerintahan di tingkat prefecture (provinsi) sebesar 50% dan pemerintah pusat 50%. Prosentasi ini bisa berubah jika kondisi prefekture tidak begitu kaya.
Selain gaji, bonus dan extra gaji seperti di atas, terdapat pula beberapa tambahan gaji yang tidak berlaku nasional, misalnya : regional allowance, supporting family allowance, commuting allowance, head teacher allowance and head teacher instructor allowance, club activities instructor allowance.
Dengan gaji sebesar itu tidak ada guru yang melakukan kerja sambilan, sebab penghasilan bulanannya sudah sangat mencukupi. Selain menerima penghargaan secara ekonomi dengan sangat baik, para guru di Jepang juga memiliki posisi terhormat di masyarakat.
Tapi boleh dikatakan profesi guru di Jepang adalah profesi yang bergengsi. Penghormatan kepada guru pun cukup tinggi. Setiap saya berkenalan dengan orang Jepang, dan menyebut pekerjaan saya di Indonesia sebagai guru SMA, mereka selalu terkagum-kagum sambil mengatakan : hebat…hebat….!! Padahal kalau di Indonesia tidak akan ada yang memuji.
Ok, mari kita telaah sistem penggajian guru di Jepang.
Sebagai gambaran berapa besar gaji yang diterima oleh guru di Jepang, saya mengutip data dari link salary sedunia
Grade | Teachers Yen (a month) | Head-Teachers Yen (a month) | Principal Yen(a month) |
2 | 156,500 | 292,500 | 422,400 |
4 | 184,200 | 320,900 | 439,800 |
6 | 202,500 | 348,600 | 456,200 |
8 | 217,900 | 369,500 | 471,500 |
10 | 237,600 | 389,000 | 485,600 |
12 | 262,000 | 406,100 | 500,100 |
14 | 288,200 | 422,200 | 512,100 |
16 | 315,700 | 437,300 | |
18 | 342,700 | 451,000 | |
20 | 362,900 | 463,800 | |
22 | 381,400 | 474,100 | |
24 | 397,600 | 482,200 | |
26 | 411,200 | 488,400 | |
28 | 422,400 | ||
30 | 432,300 | ||
32 | 441,300 | ||
34 | 449,700 | ||
36 | 455,900 |
Data tersebut adalah gaji guru SD dan SMP, sedangkan gaji guru SMA sedikit lebih tinggi. Grade menggambarkan periode kerja. Seorang guru muda akan memperoleh 156,500 yen per bulan, dengan kurs hari ini (setara dengan 156,500xRp75.295=Rp 11,783,667). Apakah ini besar atau tidak, silahkan membandingkan dengan tulisannya Pak Anto tentang gaji beberapa profesi di Jepang
Atau bisa juga dibandingkan dengan beasiswa dari Monbukagakusho (kementerian pendidikan Jepang) untuk mahasiswa asing sebesar 172,000 yen per bulan, yang dengan uang sebesar itu sebagian mahasiswa dapat menabung dan membeli rumah di Indonesia (bagi yang bisa (^_^))
Rata-rata guru di Jepang mulai bekerja pada usia 22-23 tahun, setamat Universitas. Hasil survey MEXT (Kementerian Pendidikan Jepang) menunjukkan bahwa rata-rata guru di Jepang berumur 42 tahun, dengan kata lain mereka telah bekerja selama 20 tahun. Selama 20 tahun bekerja seorang guru sekolah publik akan memperoleh gaji sebesar 362,900 yen atau setara dengan Rp 27,324,555 per bulan.
Selain medapatkan gaji bulanan, para guru juga memperoleh extra salary (adjusment allowance) sebesar 4% gaji bulanan, dan juga akan mendapatkan bonus 2 kali dalam setahun yaitu bulan Juni dan Desember sebesar 4.65% gaji bulanan. Sehingga guru yang bekerja selama 20 tahun akan menerima total penghasilan per bulan sebesar 362,900 plus (362,900×4%) = 377,416 yen. Dan akan menerima gaji per tahun sebesar 362,900×12 plus (362,900×4%x12) plus (363,900×4.65%x2)= 4,562,741.7 yen. Kalau dibuat ke rupiah, ya silahkan hitung sendiri.
Gaji guru di sekolah negeri dibayar oleh pemerintahan di tingkat prefecture (provinsi) sebesar 50% dan pemerintah pusat 50%. Prosentasi ini bisa berubah jika kondisi prefekture tidak begitu kaya.
Selain gaji, bonus dan extra gaji seperti di atas, terdapat pula beberapa tambahan gaji yang tidak berlaku nasional, misalnya : regional allowance, supporting family allowance, commuting allowance, head teacher allowance and head teacher instructor allowance, club activities instructor allowance.
Dengan gaji sebesar itu tidak ada guru yang melakukan kerja sambilan, sebab penghasilan bulanannya sudah sangat mencukupi. Selain menerima penghargaan secara ekonomi dengan sangat baik, para guru di Jepang juga memiliki posisi terhormat di masyarakat.
Sumber: http://murniramli.wordpress.com/2007/02/15/gaji-guru-di-jepang/
D. Kurikulum SD di Jepang
Kurikulum sekolah di Jepang meliputi tiga aspek yaitu, subjects (kamoku), moral education (doutoukukyouiku) dan extra- curricular. Subjects atau mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran wajib di SD, dan mata pelajaran wajib dan pilihan di SMP dan SMA. Pendidikan moral bukan berupa mata pelajaran khusus seperti di Indonesia, tetapi berupa guidance dan konseling selama 1 jam pelajaran dalam seminggu yang dilakukan oleh guru wali kelas. Tidak ada penilaian atau nilai raport untuk mapel ini. Extra kurikuler berupa kegiatan olah raga, seni, kegiatan OSIS, atau event sekolah.
Berikut ini adalah jumlah jam pelajaran di SD selama setahun (data tahun 1998 )
Dan anak-anak SMP mulai belajar bahasa asing seperti contoh di bawah ini,
Angka di dalam kurung menunjukkan jumlah jam pelajaran per tahun yang berlaku sejak tahun 2002 hingga saat ini. Sebentar lagi akan ada perubahan jumlah jam pelajaran, yaitu penambahan pada jam pelajaran bahasa Inggris untuk SD kelas 5 dan 6, dan pengurangan jam integrated study.
Integrated study juga bukan pelajaran khusus yang akan diujikan kepada siswa, tetapi dalam laporan hasil belajar ada penjelasan tentang apa saja kegiatan yang telah dilakukan/diajarkan kepada siswa selama jam-jam tersebut.
Beberapa SMP dan SMA menawarkan pelajaran pilihan kepada siswa, sesuai dengan minat mereka, tetapi pelajaran pilihan ini tidak diwajibkan kepada sekolah untuk menyelenggarakannya.
Berikut ini adalah jumlah jam pelajaran di SD selama setahun (data tahun 1998 )
Subject | Yearly School hours per Grade (hours) | |||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | |
Japanese | 306(272) | 315(280) | 280(235) | 280(235) | 210(180) | 210(175) |
Social Studies | - | - | 105(70) | 105(85) | 105(90) | 105(100) |
Arithmetic | 136(114) | 175(155) | 175(150) | 175(150) | 175(150) | 175(150) |
Science | - | - | 105(70) | 105(90) | 105(95) | 105(95) |
Life Environment Studies | 102(102) | 102(102) | - | - | - | - |
Music | 68(68 ) | 70(70) | 70(60) | 70(60) | 70(50) | 70(50) |
Drawing and Handicrafts | 68(68 ) | 70(70) | 70(60) | 70(50) | 70(50) | 70(50) |
Homemaking | - | - | - | - | 70(60) | 70(55) |
Physic Education | 102(90) | 105(90) | 105(90) | 105(90) | 105(90) | 105(90) |
Moral Education | 34(34) | 35(35) | 35(35) | 35(35) | 35(35) | 35(35) |
Extra Curicular | 34(34) | 35(35) | 35(35) | 70(35) | 70(35) | 70(35) |
Integrated Study | 105 | 105 | 110 | 110 | ||
Total | 850(782) | 910(840) | 980(910) | 1015(945) | 1015(945) | 1015(945) |
Subject | Yearly School Hours per Grade (hours) | ||
1 | 2 | 3 | |
Japanese | 175(140) | 175(105) | 175(105) |
Social Studies | 140(105) | 140(105) | 70-105(85) |
Mathematics | 105(105) | 140(105) | 140(105) |
Science | 105(105) | 105(105) | 105-140(85) |
Music | 70(40) | 35-70(35) | 35(35) |
Arts | 70(45) | 35-70(35) | 35(35) |
Health and Physic Education | 105(90) | 105(90) | 105-140(90) |
Industrial Arts and Home economic | 70(70) | 70(70) | 70-105 (35) |
Foreign Language | 105-140(105) | 105-140(105) | 105-140(105) |
Elective Subjects | 0-35 (0-30) | 0-105(50-85) | 35-275(105-165) |
Moral Education | 35(35) | 35(35) | 35(35) |
Extra Curricular | 35-70(35) | 35-70(35) | 35-70(35) |
Integrated Study | 70-100 | 70-105 | 70-130 |
Total | 1050(980) | 1050(980) | 1050(980) |
Integrated study juga bukan pelajaran khusus yang akan diujikan kepada siswa, tetapi dalam laporan hasil belajar ada penjelasan tentang apa saja kegiatan yang telah dilakukan/diajarkan kepada siswa selama jam-jam tersebut.
Beberapa SMP dan SMA menawarkan pelajaran pilihan kepada siswa, sesuai dengan minat mereka, tetapi pelajaran pilihan ini tidak diwajibkan kepada sekolah untuk menyelenggarakannya.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar sebagai umpan balik dari artikel ini. Tidak diperkenankan untuk komentar yang berunsur spamming, porno, dll.