Hari sabtu pukul 8 pagi ini saya pergi ke tempat pencucian motor langganan saya. Sengaja saya membawa satu buku yang berjudul 'The Magic of Thinking Big" karya David J. Schwartz yang dicetak pada tahun 2007 untuk dibaca di ruang tunggu sambil menunggu pencucian motor selesai. Pengerjaan mencuci satu motor saja bisa menghabiskan waktu lebih dari satu jam. Sayang jika satu jam lebih tersebut hanya diisi dengan bengong sambil memperhatikan pekerja mencuci motor yang membosankan. Dengan membawa buku saya bisa mengisi waktu dengan membaca selama lebih dari satu jam tersebut.
Kebiasaan membaca ini sudah berjalan semenjak saya masih duduk di bangku SD, saya bisa membaca apa saja yang bisa dibaca termasuk majalah GATRA langganan paman saya yang tentu bacaan yang tidak menyenangkan untuk usia sekolah dasar. Hingga sekarang buku menjadi teman sejati ketika saya kesepian atau menemani saya sebelum tidur.
Saya sering mendengar dari kaka-kakak saya atau teman yang pernah berkunjung ke Inggris atau Australia bercerita kepada saya bahwa di sana para penumpang di bis atau di ruang tunggu mereka selalu membawa buku dan membaca. Budaya membaca benar-benar terpelihara di negara maju sehingga tidak heran dengan tingkat minat membaca yang tinggi berbanding lurus dengan tingkat produktifitas dalam menulis. Bandingkan dengan di negeri kita, perhatikan ketika kita berada di bis, kita akan melihat para penumpang dengan berbagai aktivitas yang berbeda, ada yang tidur, ada yang makan dari awal duduk hingga turun, ada yang ngobrol ngalor ngidul, ada juga yang malah bermesraan di bis. Alhasil tidak ada satu pun yang membaca buku atau sekedah majalah gosip murahan.
Nah sesuai dengan pengalaman saya pagi ini ketika asyik membaca buku tiba-tiba datang lagi seorang gadis yang mungkin seorang mahasiswa untuk mencuci motor mio berwarna hijaunya. Dia duduk di sebelah kanan saya langsung memainkan hpnya sejenak kemudian bisa kita tebak, selama lebih dari satu jam itu aktivitasnya hanya menunggu dan bengong tanpa arti. Sedangkan seorang laki-laki yang kira-kira berumur 19 tahunan sudah bengong duluan semenjak saya datang samapai motornya selesai dicuci.
Satu jam adalah waktu yang sangat berharga. Kenapa harus digunakan tanpa melakukan apa-apa? Kenapa harus dialalui tanpa makna?
Masa depan dibangun dari hitungan detik, perjalanan panjang diawali dari langkah-langkah kecil.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar sebagai umpan balik dari artikel ini. Tidak diperkenankan untuk komentar yang berunsur spamming, porno, dll.